Selasa, 30 Juni 2015

Motivasi : Sedekah seorang Tukang Parkir

Saudaraku...

Ada Cerita seorang Ibu yg dapat dijadikan inspirasi ...

dan juga bisa jadi sebuah motivasi indah bagi kita semua ...

Suatu malam setelah maghrib, saya mengendarai kendaraan pulang ke rumah.

Tiba-tiba rasa nyeri menyerang hingga saya menepikan kendaraan …

Berhenti sejenak menunggu rasa nyeri berkurang, saya berusaha mengalihkan pikiran dengan melihat sekeliling.

Tiba2 kaca mobil saya diketuk seorang anak.

“Bu … Ibu mau parkir..?
Saya bantuin untuk parkir yaa” katanya.

“Belum sekarang, saya mau istirahat dulu,” jawabku.

“Kalau gitu Ibu punya uang 2000?” tanya anak itu.

Karena saya sedang tidak mau diganggu, saya buru-buru serahkan uang itu. Saya pikir anak ini mungkin cuma mau minta-minta...

Saya amati anak itu. Dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa. Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok tua yang duduk di bawah tiang listrik.

Ketika dia melewati samping kendaraan saya, saya buka kaca dan memanggilnya.

“Eh … mas ... sini … itu siapa?” tanya saya.

“Gak tau bu … Bapak-bapak tua … Saya juga baru saja ketemu” jawabnya.

“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan kenapa dikasihin ke bapak itu?”

“Oh … saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu.

Bapak itu katanya puasa … Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum …. Katanya uangnya habis.
Hari ini saya nggak jualan koran ... tanggal merah bu ... jadi ngak punya uang ...
Saya ada 1000, kalau beli cuma 1 kasihan nggak kenyang. Makanya saya minta ibu 2000...
Biar dapat 3 ...

Ibu mau parkir sekarang..?
Saya bantuin parkir ya bu … Ibu kan udah bayar.

Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk garuk pipinya.

Saya terdiam...

Tadi saya pikir anak ini pengemis seperti anak-anak yang biasa mangkal di jalan.

Ternyata saya salah besar...

“Terus uang kamu habis dong mas?” tanya saya.

“Iya bu … nggak apa-apa … Besok bisa jualan koran … Insya Allah ada rejekinya lagi.”

“Kalau gitu Ibu ganti yaa, uangnya mas … sekalian buat jajan …” kataku meraih dompet di jok samping.

“Nggak usah Bu … jangan …

Ibu saya sebetulnya melarang saya minta-minta.
Makanya saya tawarin Ibu parkirin mobil Ibu.

Soalnya tadi saya kasihan bapak itu aja. Cuma saya bener-bener nggak punya uang,” cerocosnya lagi.

“Eh Ibu minta maaf yaa, tadi salah sangka sama mas …
kirain mas tukang minta-minta,” kata saya merasa bersalah.

“Saya yang minta maaf, Bu …
saya jadi minta uang duluan sama Ibu ... padahal saya belum kerja.”

“Sama-samalah …

Ini ambil uangnya …

Ini kamu nggak minta, Ibu yang beri,” kataku.

“Nggak, Bu ... Makasih ...

Ibu mau parkir sekarang?” tanyanya lagi.

“Nggak mas … Ibu nggak usah dibantu parkir,” kataku.

“Beneran, Bu..? Soalnya saya mau jemput adik saya ngaji dulu bu …
Takut nangis kalau kelamaan telat jemputnya …”

“Udah, sana jemput aja adiknya…” kataku tersenyum.

“Makasih yaa, Bu…” katanya setengah berlari meninggalkan saya yang termangu.

Saya menoleh ke tiang listrik...
bapak tua itu sudah pergi.

Saya lihat dari spion mobil, anak itu berjalan setengah berlari.

Sadaraku...
di luar sana banyak orang tidak seberuntung kita, tapi mereka masih memikirkan sesama, masih berusaha bersedekah dan sangat yakin akan jaminan rezeki.

Terima kasih untuk pelajaran hari ini, Nak …
semoga hidupmu berlimpah berkah dan rezeki.

Saya stater kendaraan dan melaju pelan-pelan menuju rumah.

SEMOGA BERMANFAAT

Motivasi : Sedekah seorang Tukang Parkir

Saudaraku...

Ada Cerita seorang Ibu yg dapat dijadikan inspirasi ...

dan juga bisa jadi sebuah motivasi indah bagi kita semua ...

Suatu malam setelah maghrib, saya mengendarai kendaraan pulang ke rumah.

Tiba-tiba rasa nyeri menyerang hingga saya menepikan kendaraan …

Berhenti sejenak menunggu rasa nyeri berkurang, saya berusaha mengalihkan pikiran dengan melihat sekeliling.

Tiba2 kaca mobil saya diketuk seorang anak.

“Bu … Ibu mau parkir..?
Saya bantuin untuk parkir yaa” katanya.

“Belum sekarang, saya mau istirahat dulu,” jawabku.

“Kalau gitu Ibu punya uang 2000?” tanya anak itu.

Karena saya sedang tidak mau diganggu, saya buru-buru serahkan uang itu. Saya pikir anak ini mungkin cuma mau minta-minta...

Saya amati anak itu. Dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa. Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok tua yang duduk di bawah tiang listrik.

Ketika dia melewati samping kendaraan saya, saya buka kaca dan memanggilnya.

“Eh … mas ... sini … itu siapa?” tanya saya.

“Gak tau bu … Bapak-bapak tua … Saya juga baru saja ketemu” jawabnya.

“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan kenapa dikasihin ke bapak itu?”

“Oh … saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu.

Bapak itu katanya puasa … Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum …. Katanya uangnya habis.
Hari ini saya nggak jualan koran ... tanggal merah bu ... jadi ngak punya uang ...
Saya ada 1000, kalau beli cuma 1 kasihan nggak kenyang. Makanya saya minta ibu 2000...
Biar dapat 3 ...

Ibu mau parkir sekarang..?
Saya bantuin parkir ya bu … Ibu kan udah bayar.

Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk garuk pipinya.

Saya terdiam...

Tadi saya pikir anak ini pengemis seperti anak-anak yang biasa mangkal di jalan.

Ternyata saya salah besar...

“Terus uang kamu habis dong mas?” tanya saya.

“Iya bu … nggak apa-apa … Besok bisa jualan koran … Insya Allah ada rejekinya lagi.”

“Kalau gitu Ibu ganti yaa, uangnya mas … sekalian buat jajan …” kataku meraih dompet di jok samping.

“Nggak usah Bu … jangan …

Ibu saya sebetulnya melarang saya minta-minta.
Makanya saya tawarin Ibu parkirin mobil Ibu.

Soalnya tadi saya kasihan bapak itu aja. Cuma saya bener-bener nggak punya uang,” cerocosnya lagi.

“Eh Ibu minta maaf yaa, tadi salah sangka sama mas …
kirain mas tukang minta-minta,” kata saya merasa bersalah.

“Saya yang minta maaf, Bu …
saya jadi minta uang duluan sama Ibu ... padahal saya belum kerja.”

“Sama-samalah …

Ini ambil uangnya …

Ini kamu nggak minta, Ibu yang beri,” kataku.

“Nggak, Bu ... Makasih ...

Ibu mau parkir sekarang?” tanyanya lagi.

“Nggak mas … Ibu nggak usah dibantu parkir,” kataku.

“Beneran, Bu..? Soalnya saya mau jemput adik saya ngaji dulu bu …
Takut nangis kalau kelamaan telat jemputnya …”

“Udah, sana jemput aja adiknya…” kataku tersenyum.

“Makasih yaa, Bu…” katanya setengah berlari meninggalkan saya yang termangu.

Saya menoleh ke tiang listrik...
bapak tua itu sudah pergi.

Saya lihat dari spion mobil, anak itu berjalan setengah berlari.

Sadaraku...
di luar sana banyak orang tidak seberuntung kita, tapi mereka masih memikirkan sesama, masih berusaha bersedekah dan sangat yakin akan jaminan rezeki.

Terima kasih untuk pelajaran hari ini, Nak …
semoga hidupmu berlimpah berkah dan rezeki.

Saya stater kendaraan dan melaju pelan-pelan menuju rumah.

SEMOGA BERMANFAAT

Minggu, 28 Juni 2015

Pendapat tentang Tajil On The Road Karib

sore td sy terharu, sekaligus bangga. ada diantara kawan2 (remaja, pemuda dan pemudi) dr KARIB BSD, dan KARIMA.. semangat banget utk membagikan ta'jil kpd pengendara motor dan mobil disekitaran lampu merah Giant BSD City. 200 bungkus ta'jil dibagikan kpd pengendara yg melewati ruas simpang empat German Center. kami pun berjumpa dg sekelompok pemuda pemudi dr kampung tetangga, mereka dr komunitas pecinta alam, pun ternyata sdg melaksanakan kegiatan serupa. kami saling bertegur sapa,. sinergi utk berbagi. salut utk KARIB, bangga utk KARIMA, smga ini jd ladang amal soleh. @kak_toyib

Sabtu, 27 Juni 2015

SMS DHUHA : Ustadz Aba Yusuf Qolbun Saliim

Sms Dhuha

Motivasi : Merindukan Halaqoh

Pernahkah Anda merasa jenuh mengikuti perhalaqohan? Untuk membenarkan kebosanan itu orang sering mencari pembenaran untuk tidak mengikutinya. Meriang sedikit minta izin dengan alasan tidak enak badan. Gerimis dibilang ‘hujan, ustadz, afwan tidak bisa hadir’. Si kecil rewel menjadi alasan ‘ada urusan keluarga mendesak’. Masya Allah ada saja seribu satu alasan bagi kita untuk menjadi budak nafsu kemalasan.
Apalagi bila musrif yang mengajarkan tidak berkenan menurut selera kita. Gaya bicaranya tidak menarik, status sosialnya tidak meyakinkan, ditambah lagi tsaqofahnya terbatas. Kian memberatkan hati dan langkah untuk hadir ke majlis halaqoh. Bila pun hadir halaqoh hanya sebagai pertemuan menjemukan yang ingin cepat diselesaikan. Atau menjadi ajang untuk tertidur hingga doa penutup majlis dibacakan.
Padahal perhalaqohan adalah pilar dari sebuah aktifitas dakwah. Satu motor dari mesin perubah masyarakat.  Halaqoh adalah kesempatan mentransfer pemahaman dari kitab pembinaan kepada para peserta halaqoh. Mungkinkah melakukan perubahan di tengah masyarakat tanpa mengurai konsep perubahan itu sendiri?

Duhai jiwa yang malas, inginkah mendengar bagaimana para salafus soleh yang telah menegakkan peradaban ini begitu merindu pada halaqoh bersama guru-guru mereka?

Baiklah kunukilkan beberapa kisah semangat jiwa orang-orang alim dalam meniti jalan menggapai ilmu. Sebutlah Ibnu Jandal al-Qurthuby Rahimahullah yang berjuang untuk bisa menghadiri majlis ilmu Ibnu Mujahid. Beliau bercerita : “Saya pernah belajar kepada Ibnu Mujahid. Suatu hari saya mendatanginya sebelum fajar agar saya bisa duduk lebih dekat dengan nya. Ketika saya sampai di gerbang pintu yang menghubungkan ke majelisnya, saya dapati pintu itu tertutup dan saya kesulitan membukanya. Saya berkata : “Subhanallah, saya datang sepagi ini, tetapi saya tetap saja tidak bisa duduk didekatnya.” Kemudian saya melihat sebuah terowongan disamping rumahnya. Saya membuka dan masuk kedalamnya. Ketika sampai di pertengahan terowongan yang semakin menyempit, saya tidak bisa keluar ataupun kembali. Saya membuka terowongan selebar – lebarnya agar bisa keluar. Pakaian saya terkoyak, dinding terowongan membekas ditubuh saya, dan sebagian daging badan saya terkelupas. Allah Subhanahu wa ta’ala menolong saya untuk bisa keluar darinya, mendapatkan majelis Syaikh dan menghadirinya, sementara saya dalam keadaan yang sangat memalukan seperti itu.”

Sudahkah kita berkorban harta untuk menghadiri perhalaqohan? Ongkos naik angkot agar bisa hadir ke majlis halaqoh atau membeli bensin agar motor bisa kita pakai menuju tempat ilmu tersebut? Simaklah kisah Imam Abu Hatim Ar-Razi Rahimahullah niscaya kita akan merasa malu. Beliau berkata : “Saya tinggal di Bashrah selama delapan bulan pada tahun 241 H. Didalam hati saya ingin tinggal selama setahun (agar bisa berlajar ilmu lagi), tetapi saya kehabisan nafkah. Maka saya menjual pakaian-pakaian saya sedikit demi sedikit, sampai saya betul-betul tidak memiliki nafkah lagi.”
Bagaimana pengorbanan dan kecintaan kita pada majlis halaqoh? Sudahkah seperti para salafus soleh yang senantiasa haul ilmu dan dimabuk ilmu? Masihkah kita meragukan janji Allah bahwa Ia akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu?

يَآيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجَلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ المجادلة

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(al-Mujadilah: 11).

Maukah kita dimohonkan ampunan oleh semua mahluk di langit, di bumi bahkan oleh ikan-ikan di dasar samudera? Mereka hanya memanjatkan permohonan doa kepada orang-orang yang berilmu? Apakah kita merasa malu menerima keridloan para malaikan dimana mereka mengembangkan sayapnya bagi para pencari ilmu?

“Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bukti keridloannya pada penuntut ilmu, dan sesungguhnya orang yang alim akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi serta ikan-ikan dilautan.”(HR. Abu Daud)
Benar, bahwa orang yang menukil isi kitab kepada peserta halaqoh haruslah orang yang berkompeten. Tapi seringkali ukuran kompeten atau tidak kompeten itu lebih dikuasai oleh hawa nafsu kita sebagai peserta halaqoh. Ego kita mengalahkan keimanan sehingga menghilangkan ketawadluan diri di hadapan sesama muslim, apalagi di depan seorang guru. Hingga muncul sikap merendahkan kemampuan orang lain. Kita pun beringsut-ingsut menarik diri dari halaqoh dengan alasan ‘pembina tidak memuaskan’.

Seorang pembina memang harus selalu meningkatkan kualitas diri, akan tetapi itu bukan alasan bagi seorang muslim untuk meninggalkan majlis ilmu. Karena sekecil apapun, ilmu akan tetap bermanfaat. Lupakah kita dengan kemuliaan Umar bin Abdul Aziz rahimahullah yang terdiam saat seorang remaja dari Hijaz memberinya nasihat? Remaja itu berkata, “Sesungguhnya nilai seseorang itu ditentukan oleh hati dan lidahnya…”
Duduk di hadapan guru yang kemampuannya tidak seperti yang kita harapkan, lalu mendengarkan pembicaraannya, sebenarnya adalah bagian dari pembelajaraan yang mendasar dari sebuah majlis ilmu; keikhlasan dan kesabaran. Tanpa kedua sifat itu tidak mungkin seorang murid akan mendapatkan kemanfaatan dalam majlis ilmu.

Maka, sudahkah kita merindukan hadir di majlis halaqoh? Ataukah kita masih sibuk mencari-cari pembenaran ketidakhadiran kita? Semoga Allah memberikan hidayah untuk kita semua agar menjadi insan yang cinta ilmu, majlis ilmu, dan para pemberi ilmu. Agar kita senantiasa merindukan halaqoh, darah kita bergelora untuk hadir di dalamnya, dan jantung kita berdegup kencang setiap kali mata ini menatap kalam demi kalam dari kitab-kitab kajian.

(Sumber : http://www.iwanjanuar.com/merindukan-halaqoh)    😭😭

Pesantren Kilat Karima Al-Ikhwan Babakan Serpong

Dokumentasi pesantren kilat Karima Al Ikhwan Babakan, Serpong

Ustadz Budi Ashari Ajak Guru Tinggalkan Kurikulum Mubadzir

“SILAHKAN hitung berapa lama kita menghabiskan usia sejak TK sampai kuliah? Apa yang sudah kita dapat dalam rentang waktu tersebut?” tanya Ustadz Budi Ashari di hadapan 130 peserta Pesantren Guru 2 di Kuttab Al Fatih, Depok 2-3 Januari 2013.

Menurut pakar Parenting Nabawiyah ini rentang sekolah sampai usia 22 tahun bukan untuk kepentingan pendidikan, namun hanya untuk menyalurkan gejolak. Karena remaja dipersepsi penuh masalah, maka dibuatlah berbagai lembaga dan kegiatan untuk menyalurkan gejolak dan energi mereka ke arah yang positif.

“Sehingga sampai usia kuliah begitu banyak mempelajari hal-hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan yang berujung pada kemubadziran,” katanya.

Alumni Fakultas Hadist dan Dirosah Islamiyyah di Universitas Madinah ini mencontohkan kemubadziran dalam kurikulum pembelajaran bahasa. Fungsi belajar bahasa adalah untuk bicara, mengerti saat orang bicara, paham literatur, bisa menulis literatur. Belajarnya pun cukup setahun saja.

“Kenapa mesti berlama-lama seperti sekarang? Dari usia TK sampai kuliah belajar bahasa Inggris, tapi bisakah menggunakannya? Inilah kurikulum mubadzir,” tegasnya

Ia juga menekankan kepada para pendidik untuk memperhatikan kurikulum bagi anak-anak didiknya. Jangan sampai kurikulum membuang usia sehingga menghasilkan prestasi yang tidak tepat

“Tanyakan pada diri apakah kurikulum itu bermanfaat untuk dunia dan akhirat? Jika tidak tinggalkan saja,” seru penulis Modul Panduan Kuttab Al Fatih ini di hadapan perwakilan 65 lembaga pendidikan yang hadir dari Jabodetabek, Bandung, dan Lampung.

Pakar sirah nabawiyah inipun mengajak para peserta untuk menengok sejarah. Melihat bagaimana Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa Ibrani hanya dalam 17 hari di usianya yang belia, 11 tahun. Beliaupun menerangkan bahwa sejarah juga mencatat “ALLAMAH”, yaitu ahli di berbagai bidang ilmu. “Karakter ilmu itu adalah holistik, menyeluruh. Maka menjadi ahli tidak hanya di satu bidang saja, tapi di segala bidang. Disebut ALLAMAH.“ jelasnya.

Allamah
Ibnu Qoyyim, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, dan lainnya disebut sebagai “ALLAMAH”. Tidak hanya pandai Al Qur’an dan Sunnah, tapi juga menguasai beberapa bidang ilmu pengetahuan sekaligus.

Dengan ini, seharusnya para pendidik muslim mulai menumbuhkan keyakinan dan keberanian untuk mengganti kurikulum yang tidak sesuai dengan Islam.

“Bahkan ada perumpamaan dalam Taurat dan Injil tentang generasi Rasulullah SAW: generasi Muhammad seperti pohon yang sangat rindang dan membuat kagum yang menanamnya, karena melebihi target yang diinginkan. Dan seharusnya ini menjadi panduan untuk kurikulum pendidikan kita.” Tutur ayah 4 anak ini. (Nunu/Islampos)

Agenda : senang mengaji setelah dhuha

Assalamualaikum sahabat KARIB,

Mungkin tidak banyak dari kita menutrisi hati. Di saat anggota tubuh lain mendapatkan banyak sekali suplemen, namun ada satu anggota tubuh yg luput kita perhatikan. Padahal darinya lah, sumber segala tindak tanduk amal kita. Ya, HATI. Hatilah sumber segala kebaikan dan keburukan. Darinya nya lah ruh setiap amal manusia. Bayangkan seorang yg mati di jalan perang saja akan tidak diterima amalnya, apabila terselip di hatinya niatan ingin dipuji atau lainnya. Na'udzubillah min dzalik.

Ialah hati. Tempat Allah titipkan hidayah serta sedikit cahayaNya ke hamba2 pilihan-Nya. Pantas saja seperti yg diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi bahwa Nabiyullah Muhammad melalui prosesi pencucian hati terlebih dahulu sebelum isra' dan mi'raj. Inilah letak keadilan Allah, yg menilai hambanya tidak dari rupa, bentuk, maupun ciri lahiriah lainnya.

Namun bagaimanakah mencapai qalbun saliim (hati yg selamat)? Bagaimana menjaga keistiqomahan hati? Apakah qalbun saliim hanya Allah berikan kepada org2 pilihan-Nya? Mari raih kejerniha hati di bulan yg suci ini dengan hadir pada Kajian Remaja KARIB bertemakan :

✨ QALBUN SALIIM ✨

👳 : Aba Yusuf

🕒 Ahad 28 Juni 2015 pkl 09.30 s.d zuhur

🏢 Masjid Asy Syarif BSD (Masjid Al-Azhar BSD, samping taman kota)

Tajil on the road
Tausyiah oleh: Ust Rahadian
Ahad, 28 Juni 2015 pkl 17.30 di lampu merah perempatan gint bsd

Sebelum itu, ada KULIAH DUHA juga oleh

👳 : Ust Hari Moekti

🕖 : 07.30 s.d 09.00

Acara ini untuk umum. Silahkan ajak keluarga dan teman2. Dan raih amal soleh dengan menyebarkan pesan ini 😊
Syukron Jaziilan
Wassalamualaikum

📱08979228341 (ikhwan) 
📱082112041308 (akhwat)

Twitter : @karibfmmb 
Blog : remajakarib.blogspot.com

KARIB RAMADHAN : Tajil On The Road

Tajil on the road adalah Progam Keluarga Remaja Islam Bsd (Karib) selama Ramadhan. Dgn tujuan menyebarkan opini dakwah Islam ke tengah-tengah kalangan remaja..
*Bertempat di Lampu Merah Giant Bsd
*pkl 17.00 sd 18.15
Yuk Ramaikan  ..

Jumat, 26 Juni 2015

Diam-diam, Ribuan Pekerja Cina Sudah Memenuhi Banten dan Papua

Diam-diam tanpa sepengetahuan khalayak ramai, ribuan pekerja Cina yang tidak terdidik dan berasal dari “kasta” yang paling rendah mulai berdatangan ke Indonesia. Mereka diketahui mulai ada di Bayah (Pandeglag, Banten) dan Papua.

Menurut sumber eramuslim yang dekat dengan pimpinan proyek di Bayah, para pekerja Cina yang datang ini jarang bisa baca tulis. Mereka sehari-hari berbahasa Cina dan sama sekali tidak mengerti kebersihan atau sopan santun, salah satunya mereka biasa buang air besar di sembarang tempat dan buang air kecil di mana-mana tanpa ada rasa malu sedikit pun.

Tentu saja, membanjirnya tenaga kerja asal Cina di Indonesia tanpa memiliki izin yang lengkap dan keterampilan itu menakutkan dan perlu diwaspadai. Bukan saja akan berdampak pada jumlah pengangguran di Indonesia, tapi juga bisa menjadi pintu masuk Cina untuk menjajah Indonesia, seperti ditakutkan Presiden Cina Xi Jinping terhadap aktivitas muslim Uighur di negaranya.

Seperti diberitakan The Guardian, Presiden Cina Xi Jinping mengungkapkan, agama yang ada di Cina tidak boleh dipengaruhi asing. Seluruh warga dan agama mana pun harus berjanji hanya setia untuk negara. “Kita harus mengelola urusan agama sesuai dengan hukum dan sesuai dengan keinginan kami,” kata Xi Jinping. Menurut dia, pasukan asing menggunakan agama untuk menyusup pada masayarakat Cina, sehingga dapat menguasai warga dan menjatuhkan partai yang berkuasa saat ini.

Karena itu, wajar jika DPR sebagai representasi dari suara rakyat tergugah mempersoalkan wabah tenaga kerja asal Cina. Menurut anggota Komisi I DPR, Dimyati Natakusumah, Komisi I DPR dalam waktu dekat ini akan melayangkan surat ke Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, yang isinya permintaan agar keduanya segera menyelesaikan wabah ini.

“Saya sangat tidak setuju tenaga kerja asal Cina datang ke Banten tanpa dibekali keterampilan. Saya akan surati pemerintah dan BNP2TKI, karena ini sudah menyalahi aturan,” ujar Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Selasa kemarin (23/6).

Sebenarnya, wabah ini sudah berlangsung sejak masa kampanye pemilihan presiden lalu. Pada September 2014 lalu, misalnya, jajaran kepolisian dari Polda Banten menangkap belasan tenaga kerja asal Cina di sekitar dermaga PT Cemindo Gemilang (PT Gama) Bayah.

“Belasan di antara mereka berhasil diamankan dan sisanya kabur,” kata seorang anggota Kepolisian Sektor Bayah ketika itu.

Seperti usul Gubernur DKI Jakarta Ahok yang menginginkan tembak di tempat buat pedagang kaki lima (PKL) yang melawan sewaktu lapaknya digusur, pemerintah pusat mestinya juga memberlakukan tembak di tempat buat pekerja asal Cina yang tidak jelas asal-usulnya.(Eramuslim)

Hanya di Sudan Rebutan Menjamu Orang Berbuka Hampir Berakhir di Pengadilan

Aneh tapi nyata, itulah mungkin yang ada di benak para pembaca saat melihat judul di atas. Aneh karena tidak ada di Indonesia, nyata karena memang terjadi demikian di negeri Sudan di bulan Ramadhan ini.

Di saat masih banyak orang berebutan makanan di Indonesia, orang malah berebut memberi makanan di Sudan. Bukan karena mereka lebih kaya, tapi mereka lebih mengetahui keutamaan bulan Ramadhan ini. Umat Islam berlomba berbuat kebaikan di bulan Ramadhan. Bukan hanya amal ibadah seperti shalat dan tilawah Al-Quran, tapi juga dengan membantu sesama.

Peristiwanya terjadi di kota Kamilin, negara bagian Aljazirah, Sudan. Pengadilan kota Kamilin menerima laporan kasus yang sangat aneh, yaitu persengketaan antar warga dalam masalah menentukan siapa pihak yang menjamu orang-orang yang berbuka puasa.

Satu pihak menuduh pihak kedua telah mencuri tetamu yang sedang bersafar dengan cara menggiring para penumpang bis dan pengendara menuju hidangan berbuka yang mereka sediakan. Sehingga tempat hidangan yang lain sepi pengunjung.

Hal ini memancing terjadinya keributan mulut sesama warga yang berakhir dengan pelaporan ke pengadilan. Namun demikian hakim menolak menangani kasus ini, gantinya hakim memberikan ceramah tentang sejarah kebaikan rakyat Sudan dalam menjamu tamu.

Hakim meminta kedua pihak bersengketa untuk bertoleransi dalam masalah menjamu orang berbuka, saling berbagi tamu, dan niat baik tidak berujung kepada perbuatan buruk.

Kebiasaan rakyat Sudan memang cukup aneh di bulan Ramadhan. Tidak ada kaum pria yang berbuka di dalam rumah. Para bapak dan anak laki-laki selalu menggelar tikar di jalanan bersama para tetangga dekat. Masing-masing membawa keluar hidangan berbukanya. Mulai dari bermacam minuman, makanan berbuka, hingga makanan berat tersedia di sepanjang jalanan. Jika menjelang maghrib, orang yang berlalu di dekat mereka harus ikut duduk dan berbuka puasa bersama mereka. (msa/dakwatuna)

DEMI BEROBAT SEORANG NENEK GENDONG CUCU USIA 18 THN DARI BOGOR KE JAKARTA


Seorang nenek berusia 74 tahun bernama Hafsah kini ramai dibicarakan di media sosial. Cerita nenek ini muncul di akun Facebook milik Dewi Lestari Ponggawa yang menceritakan bahwa sang nenek menggendong cucunya yang berusia 18 tahun.

Diketahui, si cucu bernama Nur itu tak mampu berjalan karena mengalami pengeroposan tulang dan harus diterapi secara rutin di RS Cipto Mangunkusumo. Setiap dua pekan sekali, si nenek mengantar cucunya dari Bogor menuju RSCM menggunakan kereta api dan harus digendong.

Dalam akun Facebook miliknya, Dewi menuliskan, “Tadi subuh saya bertemu lagi dengan nenek Hafsah dan Nur (cucunya). Nur tampak senang sekali waktu saya foto. Selain tidak bisa bicara, Nur juga punya kekurangan mental. Tapi dia suka tersenyum kalau sedang bahagia. Seperti Subuh tadi, dengan baju baru dan pita di rambutnya Nur terlihat manis. Semangat ya Nur untuk terapinya dan nenek yang sabar, yang sehat, yang kuat.”

Sebelumnya, pada Senin (22/6/2015) kemarin, Dewi juga telah memposting tulisan serta foto si nenek yang tengah menggendong cucu kesayangannya. Dalam tulisannya itu, Dewi menceritakan kesabaran dan tingginya rasa sayang nenek terhadap cucu.

Sementara orangtua dari cucu tersebut telah meninggal dunia. Setiap kali mengantarkan si cucu, tak pernah terlihat muka si nenek mengeluh, melainkan raut wajah yang selalu tersenyum.

“Sore td sepulang dari kerja saya kembali bertemu dengan nenek ini dan cucunya. Sudah rutinitas nenek ini membawa cucu nya dari Bogor ke RS Cipto Jakarta untuk diterapi seminggu dua kali. Bisa dibayangkan, saya aja yang jalan tanpa beban yang digendong sering kali mengeluh dan bersungut-sungut jauhnya pintu stasiun dari dalam ke luar.

Apa lg si nenek yang sudah berumur 74 tahun. Tadi saya tanya sama si nenek kemana ayah dan ibu si cucu, ternyata kedua nya sudah meninggal dan si cucu ini kalau tidak diterapi mengalami pengeroposan tulang. Subhanallah nenek. smoga Allah memberikan engkau kesehatan dan menggantikan setiap kelelahanmu dgn pahala Nya.

Selama ini kita sering mengeluh dengan masalah2 kita padahal di luar sana masih banyak yg diberi ujian lebih berat dibanding kita. “Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?”

Dikutip dari PojokSatu, Nenek Nafsah tinggal di kontrakannya, Jalan Raya Semplak RT 03/01, Kelurahan Semplak, Bogor Barat. Nur Azra yang menderita mikrosefalus atau kelainan otak tak bisa beraktivitas secara mandiri. Penyakit yang diderita sejak balita membuat Azra mengalami keterhambatan tumbuh kembang tulang tengkorak.

Siapa pun akan tersentuh perasaannya, ketika melihat nenek berusia 74 tahun berjuang sendiri selama 14 tahun menggendong cucunya dari Bogor ke Jakarta untuk berobat.

Meski telah ditanggung BPJS, Nafsah harus mengeluarkan biaya untuk ongkos perjalanan ke rumah sakit. Belum lagi biaya kontrakan per bulan sebesar Rp400 ribu. Selama ini Nafsah mendapat bantuan dari para donatur untuk membayar sewa kontrakan. [Sebarkanlah/Berbagai Sumber]

Rabu, 24 Juni 2015

Lukman Sardi Murtad, Tyrese Gibson (Fast & Furious) Masuk Islam Muslimina / 3 hari yang lalu

Sahabat Indonesia, akhir-akhir ini kita sedang dihebohkan dengan berita murtadnya seorang artis lokal (Nasional) yang bernama Lukman Sardi. Tapi tahukah anda? salah seorang artis Internasional yang memeran sebagai karakter Roman Parce di Fast & Furious dengan nama asli Tyrese Darnell Gibson masuk Islam?. Tentu saja artis lokal tidak ada efek yang berarti dibandingannya dengan artis Internasional.

Seperti yang saya kutip dari merdeka.com.  Aktor senior Lukman Sardi mengaku telah berpindah agama. Lukman yang diketahui sebelumnya beragama Islam.

"Saya lebih memilih menjadi percaya, sekitar 6 tahun lalu," kata Lukman dalam kesaksiannya di GBI Ecclesia.

Kesaksian Lukman Sardi ini diunggah ke Youtube oleh akun Ikka LyFrans 24 Mei 2015 lalu. Lukman menegaskan, dia pindah agama ini tidak ada tekanan, termasuk dari istrinya.

Saya sendiri mengenal Lukman Sardi ini ketika ia memainkan lakonnya sebagai KH. Ahmad Dahlan dalam film Sang Pencerah.

Perpindahan atau murtadnya Lukman Sardi tidak berefek apa-apa bagi ummat Islam. Bahkan para fans-nya setelah mengetahui berita itu mereka berbondong-bondong meninggalkannya.

Adapun berita paling heboh se-manca negara adalah. Tyrese Darnell Gibson, pemeran Roman Parce pada film terlaris di dunia yang baru-baru ini dirilis seri ke 7-nya Fast & Furious masuk Islam.

Seperti yang disampaikan The Deen Show. Tyrese Darnell Gibson sangat terpukul pasca kewafatan sahabat dekatnya Paul Walker dalam satu kecelakaan. Mobil Porsche yang ditumpanginya tiba-tiba lepas kendali dan menabrak pohon, Sabtu (30/11) waktu setempat, di California, Amerika Serikat. Mobil sport warna merah itu langsung terbakar.

Dan karena duka yang sangat mendalam, akhirnya ia menghibur diri untuk sementara waktu di Dubai. Disana bersama kawan spritualnya ia merasakan kedamaian.Pada sebuah foto juga memperlihatkan ia bersama Maxwell (musician) dan Will Smith (actor). Will Smith sendiri yang saya kenal sebagai pemeran James Darrell Edwards / Agent J dalam Men in Black dikabarkan sudah terlebih dahulu menjadi mualaf.

Ternyata hidayah juga menyapanya dari sebuah short movie besutan Talk Islam dengan judul The Purpose Of Life yang diunggah oleh The Daily Reminder dengan jumlah view 896.890 dan sudah menyadarkan ratusan ummat manusia. Short movie ini juga berjudul Meaning Of Life pada kanal resminya Talk Islam. Video inilah yang kemudian membuat Tyrese 'kembali hidup' dan kembali tersenyum sebagaimana kicauanya pada jagat twitter dengan akunya @tyrese, "this gave me life...".

Penasaran bagaimana sih videonya? dan agaimana hebatnya video ini sehingga dapat mencerahkan ratusan hidup ummat manusia baik itu Muslim maupun Non Muslim? berikut kami sertakan versi subtitle Indonesia.

Kisah keIslaman Tyrese Gibson juga diulas pada acara The Deen Show. Dalam video tampak sepulangnya dari Dubai di rumahnya sendiri LA Amerika Serikat tampak ia masih menggunakan baju jubah khas Muslim, ia mengatakan bahwa bahwa sepulangnya dari sana ia telah merubah hidupnya selamanya (I've change my life forever). Ia juga mengungkapkan telah belajar banyak sepulang dari Dubai. Mari simak ulasan pengalaman yang telah merubah hidupnya.

Beberapa hari kemudian Tyrese mengunggah video di akun sosial media. Dengan skeptis dalam video itu ia menanyakan "if you catolic, budhist, jewis what ever your religion preverences" lihatlah, ia tidak menyebutkan Muslim dan bukankah Muslim salah satu agama yang setara eksisnya dengan katolik, budha, dan yahudi?. Ia menanyakan apakah Injil itu kitab terakhir?. Berikut videonya yang diulas oleh John Fontain.

Tyrese Gibson sebelumnya beragama Kristen Katolik.  Belum ada informasi, klasifikasi, dan pengakuan yang resmi dari fihak Tyrese tentang rumor keIslamannya. Tapi berlepas dari itu wikipedia sudah menjelaskannya bahwa dia beragama Moeslim (muslim) baca di https://id.wikipedia.org/wiki/Tyrese_Gibson. Dan semoga ia membuka matanya dan menjadi mualaf sejati.

Namun saat kami cek kembali ke wikipedia (20/6), artikel sudah disunting dan tulisan yang dilingkari merah telah dihapus. Terakhir diubah pada 19 Juni 2015, pukul 13.18 oleh fihak wikipedia oleh Bonaditya.  Adapun untuk wikipedia berbahasa Inggris sedari awal tidak mencantumkan agamanya.

Tapi yang mengejutkan lagi Tyrese mengupload sebuah foto nuansa di facebooknya. Ia mengatakan bahwa ia sangat cinta kepada Muslim. “Ramadan Mubarak untuk semua Muslim hati yang tulus di seluruh dunia …. Aku mencintaimu … Aku mencintaimu Sungguh !! “Berkat insya Allah bagi Anda dan keluarga Anda -,” tulis Tyrese Gibson di foto yang diunggahnya pada Kamis (18/6/2015). Status ini pun ditanggapi meriah oleh umat Muslim sedunia.

Postingan Tyrese Gibson yang menggambarkan bahwa ia kini telah menjadi seorang muslim yang akan menjalankan ibadah puasa tersebut, begitu disambut baik para penggemarnya.

“Alhamdulillah …,” tulis pemilik akun @neviariesta. “Alhamdulillah… Welcome,” ujar @fatmasari_28.

“Hay @tyrese are u moslem? If u really moslem.. Alhamdulillah,” kata fans Tyrese Gibson lainnya.
Banyak tokoh-tokoh kulit hitam Amerika yang kemudian mendapat hidayah dibawah naungan Islam. Seperti Malcom X yang hidup dimasa kulit hitam didiskriminasi. Hidayah menyapa saat ia pergi haji dan melihat bagaimana kulit putih dan hitam disatukan tanpa ada pembedaan. Kemudian diikuti Cassius Clay yang dikenal Muhammad Ali sang legenda Tinju yang dibangga-banggakan Amerika. Kemudian Mike Tyson yang menjadi Muslim selepas keluar dari penjara dan merubah 360 derajat hidupnya. Dikabarkan juga tak ketinggalan juga Will Smith yang kagum dengan Muhammad Ali setelah menyelesaikan film biografi Muhammad Ali.

Pelajar Putra-Putri NU Pringsewu Safari Ramadhan 5 Tempat

Pringsewu, Muslimedianews.com ~ Pimpinan Cabang Ikatan  Pelajar Nahdlatul Ulama – Ikatan Pelajar Putri NU ( PC IPNU- IPPNU) Kabupaten Pringsewu mengadakan kegiatan safari ramadhan di Lima Pimpinan anak cabang ( PAC).

Kegiatan tersebut dimulai sejak tanggal (20/6)  dan akan dilaksanakan setiap Sabtu malam selama bulan ramadhan. Pada putaran pertama kegiatan tersebut dilaksanakan di PAC Adiluwih bertepatan dimasjid Raudlatul Jannah kecamatan adiluwih.

Menurut ketua PC IPNU Pringsewu Thurmudi bahwa kegiatan itu adalah merupakan rangkaian dari program kerja pimpinan cabang IPNU-IPPNU Pringsewu. Kegiatan ini diawali dari PAC Kecamatan Adiluwih, PAC Sukoharjo, PAC Pringsewu, dan ditutup di PAC Pagelaran.

“Kami ingin melalui kegiatan safari ramadhan ini sebagai ajang mempererat silaturrahmi dan menghidupkan ukhwah islamiyyah antar kader dengan  masyarakat, dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan kader dalam melakukan program kerja IPNU-IPPNU,” ujarnya.

Rencananya kegiatan safari ramadhan tersebut dimulai sejak pukul 16.00 diawali dengan tausyiah agama dilanjutkan dengan buka bersama dan ditutup dengan shalat tarawih berjama`ah. ( Sunarto)

BEGINI CARA INGGRIS MEMECAH DUNIA ARAB


Begini Cara Inggris Memecah Dunia Arab

Sambungan artikel PERTAMA

SEMENTARA Prancis mendapatkan wilayah Suriah, Libanon, dan selatan Turki modern. Status Palestina diputuskan nanti, dengan ambisi kelompok Zionis untuk mengambil-alih daerah tersebut. Daerah-daerah tersebut memberikan ruang bagi beberapa area untuk dikontrol sendiri oleh bangsa Arab, meski ada control dari Eropa atas kerajaan Arab. Di daerah lainnya, Inggris dan Prancis menjanjikan control total.

Meskipun awalnya perjanjian tersebut dirahasiakan, namun pada akhirnya perjanjian itu diketahui oleh banyak orang pada 1917 saat pemerintahan Bolshevik di Rusia mengungkapkannya. Perjanjian Sykes-Picot bertolak belakang dengan apa yang dijanjikan Inggris kepada Sherif Hussein dan menyebabkan ketegangan antara Inggris dan Arab. Tetapi ini bukan perjanjian bermasalah terakhir yang dibuat Inggris.

Perjanjian Balfour

Deklarasi Balfour

Kelompok lainnya yang ingin berada dalam peta politik daerah Timur Tengah adalah Zionis. Zionisme merupakan sebuah gerakan politik yang menginginkan berdirinya sebuah negara Yahudi di Tanah Suci Palestina. Dimulai pada 1800-an sebagai gerakan untuk mencari rumah jauh dari Eropa bagi para penganut Yahudi (yang sebagian besar tinggal di Jerman, Polandia, dan Rusia).

Pada akhirnya Zionis memutuskan untuk menekan pemerintahan Inggris selama Perang Dunia II, menyebabkan mereka dapat tinggal di Palestina setelah perang usai. Di dalam pemerintahan Inggris sendiri, banyak yang merasa simpatik kepada gerakan ini. Salah satunya adalah Arthur Balfour, Sekretaris Luar Negeri untuk Inggris. Pada 2 November 1917, dia mengirim surat kepada Baron Rothschild, pemimpin komunitas Zionis. Surat tersebut mendeklarasikan dukungan resmi Pemerintahan Inggris terhadap tujuan gerakan Zionis untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina:

“Pemerintahan Yang Mulia Raja mendukung berdirinya sebuah rumah nasional bagi kaum Yahudi di Palestina, dan akan mengerahkan usaha terbaiknya untuk memfasilitasi pencapaian tersebut, dan dengan jelas mengerti bahwa tidak ada yang akan dilakukan untuk mendiskriminasi hak-hak asasi dan beragama komunitas non-Yahudi yang telah ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang disandang oleh para Yahudi di negara manapun.”

Tiga Perjanjian Bertolak Belakang

Pada 1917, Inggris telah membuat tiga perjanjian berbeda dengan tiga kelompok yang berbeda pula, serta menjanjikan tiga sckenario politik masa depan yang berbeda atas Dunia Arab. Gerakan Arab bersikeras untuk mendapatkan Kerajaan Arab yang dijanjikan lewat Sharif Hussein. Prancis (dan Inggris sendiri) mengharapkan untuk dapat membagi tanah tersebut untuk mereka sendiri. Dan Zionis berharap mendapatkan Palestina seperti yang dijanjikan oleh Balfour.

Perang berakhir pada 1918 dengan kemenangan untuk Sekutu dan luluh lantaknya Kekaisaran Ottoman. Meskipun nama Ottoman masih ada hingga 1922 (dan khalifah masih ada sampai 1924), semua bekas daerah kekuasaan Ottoman kini dipegang Eropa. Perang telah usai, namun masa depan Timur Tengah masih diperebutkan oleh tiga pihak yang berbeda.

Kekaisaran Utsmaniyyah

 

Pihak manakah yang menang? Tidak ada yang mendapatkan apa yang benar-benar mereka inginkan. Pasca Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa (pendahulu PBB) didirikan. Salah satu tugasnya adalah membagi daerah bekas pendudukan Ottoman. Mereka membuat mandat untuk dunia Arab. Masing-masing mandat harusnya dijalankan oleh Inggris atau Prancis “sampai mereka bisa mandiri.” Liga tersebut-lah yang menggambar perbatasan-perbatasan yang kini kita lihat di peta Modern Timur Tengah. Perbatasan tersebut ditarik tanpa mempertimbangkan keinginan orang-orang yang tinggal di sana, ataupun pertimbangan etnis, geografis, atau perbedaan agama. Perbatasan tersebut benar-benar sewenang-wenang. Perlu diperhatikan bahwa bahkan hari ini, perbatasan politik di Timur Tengah tidak mengindikasikan perbedaan kelompok. Perbedaan antara orang Iraq, Suriah, Yordania, dsb. Sepenuhnya diciptakan oleh penjajah Eropa sebagai usaha untuk membagi Arab antara satu dan yang lainnya.

Melalui sistem mandat tersebut, Inggris dan Prancis dapat mengontrol apa yang mereka mau di Timur Tengah. Untuk Sharif Hussein, anak-anaknya diperbolehkan untuk memerintah daerah-daerah tersebut di bawah “perlindungan” Inggris. Pangeran Faisal menjadi Raja Iraq dan Suriah dan Pangeran Abdullah daingkat sebagai Raja Yordania. Tetapi secara prakteknya, Inggris dan Prancis memiliki otoritas di daerah-daerah tersebut.

Sementara itu, para Zionis diperbolehkan oleh pemerintah Inggris untuk mendiami Palestina, dengan sejumlah batas-batas. Inggris tidak ingin membuat marah orang-orang Arab yang telah tinggal di Palestina, jadi mereka mencoba untuk membatasi jumlah Yahudi yang pindah ke Palestina. Namun tindakan Inggris tersebut justru membuat marah para Ziois, yang mencoba menempuh cara ilegal untuk berimigrasi sepanjang 1920-an hingga 1940-an. Orang Arab-pun marah karena memandang imigrasi tersebut sebagai pelecehan terhadap tanah yang telah mereka miliki sejak diberikan oleh Salah al-Din pada 1187.

Akibat dari kekacauan politik yang diciptakan oleh Inggris setelah Perang Dunia I masih ada sampai sekarang. Perjanjian yang saling bertolak belakang dan negara-negara yang terbentuk untuk memecah-belah antar sesama Muslim mengiring kepada ketimpangan politik di Timur Tengah.

Bangkitnya Zionis diiringi dengan terbaginya Muslim di wilayah tersebut berakibat pada pemerintahan yang korup serta penurunan ekonomi di Timur Tengah secara keseluruhan. Batas-batas yang diciptakan oleh Inggris masih ada sampai sekarang, meski terjadinya telah 100 tahun yang lalu.*/Tika Af’ida, sumber ostislamichistory.com

Hukuman menyelisih sunah

SALAMAH bin Al-Akwa’ berkata, “Seorang laki-laki makan di hadapan Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wasallam dengan tangan kirinya. Rasulullah berkata, ‘Makanlah engkau dengan tangan kananmu!’ Dia menjawab, ‘Aku tidak bisa.’ Rasulullah berkata lagi, ‘Benar tidak bisa?’

Laki-laki tersebut enggan makan dengan tangan kanan karena sombong. Tiba-tiba, tangannya tidak dapat diangkat ke mulutnya.” Demikian disebutkan dalam Sahih Muslim.

Tangan laki-laki tersebut lumpuh sebagai siksaan atas ketakaburan dirinya pada sunnah RasulullahShalallahu ‘Alahi Wasallam. Doa beliau mengakibatkan dia mendapat petaka. Apabila orang itu makan dengan tangan kanan dan mengikuti perintah Nabi Shalallahu ‘Alahi Wasallam yang tidak seberapa berat, dia tidak akan mendapatkan petaka seperti itu. Namun, dia tetap takabur. Oleh karena itu, tangannya lumpuh. Sebuah petaka yang layak kita renungkan dengan saksama.

Kisah ini menjelaskan makna penting kedudukan sunnah dalam Islam. Kisah tersebut juga mengingatkan kepada orang yang mengabaikan sunnah Nabi dan menyepelekannya. Sebab zaman sekarang, banyak sekali orang yang menyepelekan sunnah. Mereka bahkan memutarbalikkan sunnah Rasulullah untuk mengganjal jalan dakwah.

Banyak orang menolak, misalnya, cara makan seperti Nabi Shalallahu ‘Alahi Wasallam. Namun anehnya, mereka malah meniru penampilan orang lain dalam berpakaian, cara makan, dan cara minum. Gaya hidup orang kafir lebih dekat di hati mereka daripada gaya hidup Rasulullah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nur: 63). Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Apa yang diberikan oleh rasul kepadamu, terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah.” (AI-Hasyr: 7).

Dalam hadis yang ditakhrij oleh Al-Turmudzi, Anas bin Malik menyebutkan bahwa RasulullahShalallahu ‘Alahi Wasallam berkata kepadanya, “Wahai Anakku! Jika pada waktu pagi dan sore dalam hatimu tidak ada keinginan untuk menipu orang, turutilah. Itu adalah sunnahku. Barangsiapa mengikuti sunnahku, sungguh ia telah mencintaiku. Barang siapa mencintaiku, ia akan bersamaku di surga.”*

Dari tulisan Sa’as Yusuf Abu ‘Azis dalam bukunya Azab-azab yang Disegerakan di Dunia.

Mutiara Ramadhan

Puasa Menjadi Tameng Saat Kiamat (3)

Ilustrasi.

IBNU Habirah, penulis buku al-Ifshah, merupakan orang yang paling agung dan paling zuhud dalam sejarah Islam. Tokoh yang menjabat menteri pada masa pemerintahan al-Mustanjid –dinasti Abbbasiyah– ini menganut akidah salaf, bermazhab Hambali, ahli hadist, serta orang yang takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Pada suatu sore hari Jumat, dia duduk di majelis yang membahas hadist. Salah seorang ulama membacakan suatu hadist kepadanya. Sejurus kemudian, dia menangis keras hingga orang-orang berkata, “Mungkin dia bisa meninggal malam ini.”

Ibnu Habirah juga suka berlapar-lapar karena berpuasa. Ketika datang kekota Mekah, ternyata kaum Muslimin di kota itu sedang menderita akibat terik matahari yang panas membakar. Air habis, orang-orang mencari air ke sana ke mari. Mereka hampir binasa karena kehausan.

Ibnu Habirah kemudian wudu, mengangkat kedua tangan seraya berdoa, “Ya Allah, siramilah kami dengan hujan, ya Allah, siramilah kami dengan hujan.”

Ketika matahari hampir terbenam, mendadak hujan turun membasahi penduduk Mekah. Hujan itu pun diiringi dengan salju dan embun. Ibnu Habirah mengambil air itu dan berkata, “Seandainya aku memohon ampunan kepada Allah…, seandainya aku memohon ampunan kepada Allah.” Inilah Ibnu Habirah, menteri paling agung, paling berani, bertakwa, takut, gemar membaca al-Qur’an, dan cerdas.

Makna hadist yang berbunyi, “Puasa adalah tameng” adalah, puasa dapat memelihara seseorang pada Hari Kiamat dari kemarahan dan kemurkaan Allah. Menurut al-Hafidz adz-Dzahabi dalam Siyar A`lamu an-Nubala; Anda sebaiknya banyak melakukan ibadah puasa, namun dengan sewajarnya. Artinya, berpuasa sewajarnya dengan melaksanakan puasa 3 hari setiap bulan. Di antara puasa yang paling agung dalam Islam adalah puasa sepanjang tahun. Ini merupakan puasa yang selalu dikerjakan RasulullahShalallaahu ‘Alahi Wasallam dan Nabi Ibrahim.*